Sabtu, 22 November 2014

Interstellar - A Breathtaking Movie of The Year


“Mankind was meant to be born here, but not to die here”

Quote diambil dari tokoh dandy ganteng ala-ala yang lagi ngeracunin otak gue #slapped
Science, physic, 3rd laws of Newton, black hole, 5th dimensional world, String’s theory, father-daughter bonding. Are you craving for a great sci-fi movie? You should watch this one. Well-concept and easy to understand movie.

It’s been a long time since the last time I review a movie. So, it means If I mind to type the review, the film would be so awesome. And so it does. Interstellar was amazing and breath-taking. Ada yang nonton Interstellar cuma karena ratingnya di iMDB yang tempting abis, ada juga yang nonton karena happening dan most uploaded di path. Ada. Awalnya, I’m one of those. Namun, karena gue orangnya terlalu malas buat nonton film berdurasi lama tanpa tau jalan ceritanya (apalagi kalo Cuma buat pamer di Path), so I googled it. Hampir keselek pas buka-buka review malah lebih kayak spoiler, and most of blogger gave a lot of applause toward the movie. So, let’s give a hit!

Interstellar menceritakan bumi di penghujung abad ke-20 dimana seperti yang telah diprediksi akan mengalami badai debu dan polusi tanah berkepanjangan. Kelaparan, sesak nafas, penyakit menular. Pada masa tersebut, perang tidak lagi terjadi, fisikawan dan orang pintar sudah tidak diperlukan. Intinya, manusia ada untuk menjaga sisa hidup bumi, bukan untuk menjelajahinya lagi. Pemborosan investasi di abad ke-20 menyebabkan kesengsaraan bagi manusia.

Cerita dibuka dengan Cooper, mantan perwira AU yang memiliki anak bernama Murph. Murph merasa seperti dikelilingi oleh hantu. Kejadian seperti buku jatuh berpola morse, pasir yang membentuk kode biner dsb. Kode biner dari pasir tersebut awalnya dianggap adalah anomali gravitasi yang justru memberikan koordinat suatu tempat.

Singkat cerita, koordinat tersebut adalah underground office milik NASA. Mereka mengutus Cooper untuk ekspedisi mencari planet baru pengganti bumi bersama tiga astronot lainnya. Dr. Brand mengutus Amelia, anaknya, untuk ikut dalam ekspedisi menjalankan rencana A.

Christoper Nolan konsisten memberikan ending yang twisted. Not 100% happy ending, but relative satisfiy. Kenapa gue bilang endingnya relatif memuaskan? Karena menurut gue, dengan ending yang dia berikan, udah gak penting lagi gantung atau engga. Kita bakal tetap puas dengan penutup cerita. Ciri khas Nolan dalam membuat film lah intinya. Nolan sukses membuat gebrakan besar dengan membuat pengandaian dimensi ke 5 dan mengangkat hipotesa wormhole. Well, gue saking kebawa cerita, menganggap kalau wormhole beneran ada.

Gue nangis kejer setiap ada scene antar Murph dan Cooper. I posses a father’s complex :’). Film berdurasi hampir tiga jam ini emang nggak sehat buat kandung kemih, tapi believe me, you won’t miss a scene. Keluar dari bioskop dapet oleh-oleh mata sembap, tangan yang gatel buat Googling, dan mulut yang udah siap buat nyerocos soal astro-sciene. Kita teredukasi? Ya. Kita jadi sok tahu? Maybe. Mau nonton lagi? Sure.

Overall, dengan rating di iMdb yang mendekati sempurna, film ini sesuai ekspetasi gue. Tapi, ya kalo ekspetasi lo film yang lebih mengusung drama dan sciene ala kadarnya, film ini bikin lo kebelet pipis doang. Paling dapet basian upload di Path. Tapi, honestly, film ini nggak bikin ngantuk karena fase antar scene cepat, saling berkolerasi scene satu dengan lainnya, dan tetap well-understand buat yang nggak gitu sciene enthusiast. Mata gue bener-bener dimanja sama visualisasi outer-spacenya. Sound effect nggak begitu mengecewakan tapi yang paling keren menurut gue ketika kita pas lagi fokus ke film dan ada satu scene dimana ruangan biskop seperti kedap suara. Efek soundsless pas Cooper keluar dari spaceships itu greget dan bikin kuping terusik banget!

Film ini tetap enak dinikmati meski nggak nonton di IMAX. Santai aja. You’ll still get a breath-taking visual experience when watching it on regular XXI theater ;).
Applause for Nolan and the research team. (Is it me and others /ton/ fellas whom only  gave an applause after the movie? Lol)


Nyoron!

Tidak ada komentar:

Posting Komentar