Kamis, 27 Februari 2014

Turning 17....



This is already 1 week passed since 20th of February.
What? Complaining? My birthday! \ :D /
Now, I'm already 17 which means I'm legal for having babies *shuuuut up* at this age.
Welp, not. I'm not going to have any babies, for this moment for sure. :p
Happy bday too for Mas Bayu Febianto, Aji Nanda Permana, and Aulia Monova. Beergahayu!

all pic taken from Google
snowdrop - a flower of big hopes


So, about turning 17.
Heck, I'm feeling so old. Not really, but hey it just 3 years away before my 20. You know, time flies and every inches of particle in this universe moving so fast. I imagine myself still wearing a red-short-skirt and cengangas-cengenges running anywhere.
Now, I'm oficially mature by goverment.

What I can say this year is, I learnt a lot of things.

Last year, I'm still with my (ex) boyfriend. He gave me a large Danbo pillow and celebrated with some Ramen treat :). We were still a great couple back then before we broke up. My hair was still short, my glasses was on its old frame, my body height was 148cm, and any good nor bad memories on my head still tingling in my mind. Everything changed so fantastic even surreal.

This year, I reached 150cm tall. I'm no longer with my (ex)boyfriend. I'm single now with a lot of adventures waiting ahead. I'm on 2nd grade of highschool. And many many opportunities wit to be realized.

On my bday post last year, here I had a lot of wishes that doesn't works well. It's okay. Despite conceal the fail, I found out another way to fulfill my dreams. Maybe these way come not in a good expectation but afterall I got what I should learned :D.

I still can barely remember on 19th February last year I came to Breda's house to celebrate his bday. And the next day he texted me happy bday too. I'm too happy too resist. But this year it seemed that he forgot my bday (which only a day after his) and being the last person whom texted me.

I can remember too the conversation between me and my ex last year a week before my bday.

"How if you give me a persian kitten for me as a bday present?" I asked him on a calm afternoon.
"Allright. How if you're do some searching on website" I nodded.

I found a breeder whom want to sell his persian kitten with tabby color. I fell in love since in the first place. But in the end, I can't got the persian cat because My ex wanted to change his gift. I just can say "well, it's okay actually. Sure, I really want the cat, but if that thing really meant to be mine, it would come to me one day". And voila! this morning, 27 February 2014, a year and a week after my 16 bday my Mom brought a white female persian cat for me. I lost my breathe for a moment when I saw that. My mom told me that her friend gave this cat (her name is Josshi) because her house already full of kitty.

I learn, in the end. Everything what we really want, will comes to our way for sure if we try and pray.
No doubt. My mom finally have a chance to go Umrah this end of the year. She will go for free because the accomodation is paid by her friend. My mom really wanted to left her footprints on Makkah since when I'm on 4th grade of elementary school. And, she got it! :). Pray her the best.

I got a great quote from a movie I watched yesterday. P.S I Love You. The quote said by Billy to Holly in the movie when Holly awkwardly stopped his kisses. I've read the novel but the film gave me a phosporous feeling :')

"You don't need to look for a shoes which fit in your feet. How about barefoot sometimes?" - P.S I Love You

So, I think I don't need to be worried for what I can get this time. A shoes, a bag, or even a boyfriend. That doesn't really matter. I believe everything will comes at the right moment. And I believe too I shall more grateful if things I really wanted comes in the right time. :) If I've ever tried the result is on God's hand. If anything doesn't comes to my way either, it means it's not supposed to be mine or will give a bad effect for me :)



Have a good day!




Nyoron

Rabu, 05 Februari 2014

Because I Know...

Aku menyadari suatu hal siang ini. Diantara tugas yang berebut diselesaikan lebih dahulu, aku menemukan hatiku berteriak. Apa yang ada di dalam kepala ini mendesak untuk dikeluarkan.
Rangkaian kata yang terpampang di depanmu ini adalah hasil olahan emosi ku.

Aku sampai di titik ini.

Karena aku tahu, sia-sia menghapus cinta yang masih mengeuforia. Percuma menampik luka yang sebenarnya fana. Aku memang masih mencintaimu seperti dulu kita bertemu. Meskipun tidak ada lagi hasrat untuk memilikimu, tidak ada lagi serpihan rasa untuk meraihmu, aku tahu.Aku masih membiarkanmu menginvasi imajinasku seperti lima bulan lalu.

Aku tidak punya kuasa mengendalikan bayangmu, meski aku tahu aku mampu.

Tahu apa mereka tentang perasaanku untukmu?
Tahu apa mereka tentang semua yang telah kita lewati bersama?
Tahu apa mereka tentang luka yang kau biarkan membisa setelah kau pergi?
Ya, aku marah! Bukan pada keadaan. Tetapi pada otak-otak sempit diluar sana yang seakan tahu isyarat antara kita.

love is really nothing
but a dream that keeps waking me
for all of my trying
we still end up dying
how can it be?
(Edge of Desire - John Mayer)
pic taken from google


Biarlah mereka bercerita tentang kita. Tentang kamu dan aku. Biarkan semesta membiaskan jalan setapak yang kita lalui dan telah memisahkan. Aku memang masih mencintaimu seperti dulu kita bertemu. Aku tidak peduli, demi Tuhan.

Mungkin aku memang tidak bisa mencintaimu sesempurna wanita-wanita itu. Tekadku bertahan sangatlah tipis seperti asa yang membumbung dan langsung lebur ketika terhempas. Jangan pandang usia sebagai takaran keseriusan cinta yang aku layangkan untukmu. Inilah kejujuran yang aku utarakan. Bahwa aku memang masih mencintaimu seperti dulu kita bertemu.

Kedewasaan mengajarkanku untuk melepasmu. Mereka mengira aku tak punya cukup kekuatan untuk memperjuangankanmu. Tunggu, jangan berpikir begitu!

Namun, sudah lebih dari empat ratus ribu detik yang lalu aku belajar.
Aku mendengarkan logika ku berbicara setelah sekian lama aku abaikan. Logika ku menasihati nurani ini. Bahwa masih banyak cara untuk mencinta. Masih banyak cara untuk menghargai perasaan ini tanpa perlu ternodai.

Memilikimu meski hanya dalam hati. Teringat dulu mencium dahimu, mengacak rambutmu yang terbiasa rapi itu, mendapatkan ragamu disampingku seraya memeluk dan berkata "Aku bukan orang yang pantas kamu rindukan. Aku hanya akan membuatmu bersedih" yang langsung ku bantah. "Aku tau kamu bukan orang yang pantas aku rindukan. Tapi bukan aku. Tapi hatiku yang pantas merindukanmu". Kita lalu terdiam dan kau mengelus rambut ini. Detik itu aku merasakan ketakutan yang terbesar selain kehilanganmu. Yaitu ketakutan merindukan masa ini lagi. Ketika kata tidak pantas itu terbukti.

Kamu yang datar dan suka membuatku sebal kini menjadi sosok yang mengisi kerinduan. Tidak ada yang pantas disalahkan. Aku menikmati saat ini karena tidak ada rasa marah dan sesal.

Yang aku rasakan sekarang hanya bersyukur. Aku mengingatkan diri bahwa tidak pantas ada menyesal. Semua bermakna meski mengundang duka, dulu. Aku bersyukur pernah berada di sisimu. Pada semesta yang telah menyatukan dan memisahkan kita. Seakrang tidak lagi aku khawatir akan perpisahan kita. Aku percaya waktu dan takdir akan menjawabnya. Aku yang kau lihat sangat mudah sembuh dari luka dan berpindah, hanyalah fatamorgana.

Disinilah, caraku mencintaimu. Bahagia melihat kebahagiaanmu.

Biarlah kita masing-masing mengais kebahagiaan yang seakan selalu meminta dikejar meski dia sebenarnya sudah ada dalam diri kita. Aku disini, selalu berdoa untukmu. Percayalah, tidak ada lagi dendam dan angkara murka serta tangis merana. Kau akan selalu menjadi orang yang pantas untuk diperjuangkan, untuk ku dari orang lain yang merasa begitu.

Selesai ditulis 5 Februari 2014
12:54