Senin, 11 Januari 2016

A Fresh New Start

Pulau Air, November 2015


Hello folks! Hello 2016!

Finally gue punya waktu buang nge blog lagi. Pas banget udah ganti tahun, pastinya selalu gue ngisi sama post kaleidoskop dan resolusi.  Kemarin-kemarin gue mau mengkambing-hitamkan sibuknya kuliah gue sebagai alasan gue ngga produkif ngeblog. Hahaha. But to tell you the bitter part, gue keluar dari dunia perkuliahan. It happened so fast, almost 5 weeks ago. How cruel’s time could ever done anything in my life with its short period ya?

Di tiga post sebelumnya gue masih berstatus mahasiswa baru Universitas Trilogi prodi DKV. Di post itu gue masih cerita kenapa gue ngampus disitu karena rasa penasaran dan ketergesaan gue buat ngerasain bangku kuliah. Ego gue ngeliat temen-temen yang pada masuk kuliah sehingga akhirnya gue malah kalah sebelom menang. Tapi, gue ngga pernah nyesel pernah kuliah di kampus bata merah. Walaupun cuma sampe UTS gasal doang wakaka. Buat gue semua pengalaman pasti ada hikmahnya, dan gue disana dapet banyak temen serta punya keluarga baru.

Gue keluar karena gue ngga sanggup bayar buat UAS (meanwhile kalo lo mau cetak KPU UAS, bayaran semester uda harus lunas), permohonan keringanan biaya gue yang make SKTM juga ngga jelas kabarnya sama gue telat banget dapet info soal Bidikmisi (my bad, i know) jadi gue berpikir daripada gue wasting time and money sampe kelar 1 semester dan ujung-ujungnya gue ngga UAS, mending gue cabut. Gue sebelumnya juga udah izin ke bokap dan ngejelasin semuanya. Bokap gue sih legowo aja, toh dia bilang kuliah itu full biaya dari gue, jadi hak gue mau begimana sama pendidikan tinggi gue.

Alasan lain gue keluar adalah (ini sepenuhnya opini gue, terserah mau setuju apa engga), gue merasa dana dan tenaga yang gue keluarin buat tugas-tugas kuliah gue engga berbanding lurus sama nilai. Apalagi ada satu matkul yang bikin pala gue kliyengan karena berasa diuber tugas dan makin lama bahan baku tugasnya makin mahal. I love this field, so much. But I still don’t know what those things are for on my concentration. Ego gue kegesek setiap kali gue udah begadang, ngisi waktu antara ngajar, futsal dan ngerjain tugas tapi nilai gue ngga jauh dari D, C, B. Sekali lagi, itu sisi gue, gue ngga maksa orang lain buat setuju. Selain itu, ada passion lain yang meledak-ledak di diri gue yang gue tau ngga bisa gue salurin dengan maksimal disini, ketika gue cuma fokus buat dapetin nilai bagus supaya dipertimbangin buat beasiswa. Gue ngga bisa berkarya dalam tekanan dan batasan seperti itu.
Kata hati gue, ada sesuatu di luar sana yang harus gue eksplorasi dan gue tekuni, tapi diluar bangku kuliah.

Itulah futsal dan bidang kreatif begitu berarti buat hidup gue.

Gue yakin kedua bidang itu bisa bersinergi, kolaborasi. Gue galau? Jelas gue galau waktu memutuskan buat menyudahi pendidikan tinggi gue. Secara, gue anak satu-satunya, perempuan pula. Orangtua gue jelas mau banget liat anaknya jadi sarjana. Gue pun kepengen. Tapi hati gue bilang, “tenang, ada jalannya nanti. Bukan sekarang”.

Yang sulit bukannya meninggalkan perkuliahan, tapi mencoba percaya dan dedikasi sama pilihan besar yang gue buat. 

Itu.

Disitu gue belajar untuk berfikir lebih jernih soal bidang yang ingin gue tekuni. Gue aktif kembali ke futsal. Ikut latihan kiri kanan karena gue tau gue ini masih pemain kemarin sore. Gue pengen ngebuka koneksi luas sama semua orang. Gue ambil job-job ngajar yang ditawarin Ruangguru.com buat ngisi  sela waktu gue. Oh iya, meskipun gue uda gak ngampus, tapi gue tetep rutin dateng ke Trilogi karena gue sekarang udah punya keluarga disana, Futsal Trilogi :). Mereka itu alasan gue buat tetep nongol di lapangan.

Emang yang paling sulit itu mengikuti kata hati, tapi lebih sulit lagi kalo kita mengabaikan apa isi hati kita. Gue percaya kok semua orang punya jalan hidup yang luar biasa, tinggal bagaimana keberanian mereka buat ngejalanin setiap resikonya aja.

Kaleidoskop kali ini nggak banyak. Tahun ini termasuk tahun yang sulit buat gue, penuh rintangan, tantangan, dan cobaan. Awal tahun sampai pertengahan menuju ke akhir, gue selalu punya masalah dengan keuangan keluarga. Gue ngga keterima masuk PTN manapun, kerjaan gue begitu-begitu aja, kuliah juga akhirnya keluar. Ini tahun yang sulit, mungkin kalau gue bisa bilang, ini tahun tersulit dalam sejarah hidup gue 18 tahun jadi manusia. Tapi, detik ketika gue ngetik post ini, gue bisa tersenyum. This one, already passed. Semua kesulitan-kesulitan itu bisa gue lalui dan bikin gue jadi lebih kuat. Gue punya tekad positif tentang apa yang mau gue kerjain di tahun 2016 ini.

Tahun ini gue juga diajarin kalo yang namanya cinta sama seseorang, ngga peduli udah berapa tahun lamanya, ngga menjamin akhirnya bakal bahagia. Kenapa? Karena gue baru sadar kalau usaha macem apapun yang gue lakuin buat bikin dia bahagia, ngga pernah dia hargain. Buat apa gue ngebahagiain orang yang bahkan ngga bisa bersyukur atas apa yang dia punya? Orang yang cuma bisa nyari kita disaat dia susah? Itu bukan cinta namanya, itu benalu. Awalnya susah banget emang buat lepas dari dia kalo inget-inget berapa tahun yang uda gue habisin cuma buat nungguin dia putus dari satu orang ke orang lain, tapi ternyata sia-sia. Jadi, gue sekarang cuma mau nyimpen perasaan gue rapet-rapet. Gue mungkin capek buat kenal orang baru dan ngebeberin semua cerita gue kalo pada akhirnya jadi bad ending doang. Tahun depan, gue mau fokus sama karir gue, ningkatin kualitas gue di bidang yang gue tekunin.

Alhamdulillah, akhir tahun, gue dikasih penutupan yang manis. Gue seneng banget, dari dunia futsal, gue bisa ketemu banyak orang hebat. Padahal dulu gue futsal juga cuma iseng2 diajakin si Cibe, Tulus, Ceol. Eeeeh malah gue sekarang yang keterusan buat futsal. InshaAllah kalau semua lancar, ngga ada halangan, ada proyek yang mau gue kerjain secara tim sama salah satu pelatih futsal terkenal. Waktu kosong gue selama liburan anak sekolah juga gue isi dengan nerima kerjaan lukis dan belajar terus soal watercolor painting. Gue mau gila di bidang gue sendiri, dan gue seneng banget ketika dua hal yang gue suka (art&futsal) bisa berkolaborasi nanti. Gue ngga bisa berhenti ngucapin syukur kalo gue ngeliat ke belakang atas apa yang gue miliki sekarang.

Gue ngga pernah menyesali keputusan gue keluar kuliah. Gue rasa, dari situ gue belajar buat keluar dari zona nyaman. Semoga ke depannya setiap keputusan yang gue ambil akan berbuah manis dan menjadikan gue pribadi yang lebih pandai bersyukur. Aamiin.

Jadi, 2016, challenge me more!!

Happy New Year
Gellukij Neue Jaar!! :D


Nyoron

Jumat, 09 Oktober 2015

Wardah BB Cream Review

Hello!

I might be wrong but I think this is my first time having a beauty review product. Hehehe. So let’s begin!
I have some trouble with foundation I got before applying my make up. Sometimes, It is really  sticky  and made my face kinda wearing a mask. Or the other hand, I got the no-effect foundation that just not correcting any blemish on my face. I’ve tried any local nor import brands but unfortunatelly I still didn’t get one that suits me best.

I’m not the type of person who really cares about make up at the first time, but my current job made me have a lot of fun with make up. So, when I strolling around the mall to find my make up haul, I stopped by Wardah’s counter.




I never tried Wardah products before. I bought one BB Cream, one Sunblock, and a lipstick for my lips color corrector. It has been about a month I used those products.
I want to review the BB cream first.

The first sensation I got when its cream touch my skin is....so light! I don’t even feel a sticky sensation as I had with other products. It easily blend, and absorbed fastly. Besides that, It gives me a natural coverage, not a pale white and flat look. Moreover, if I look closely, the product also gives me a bit shiny and healthy look.

Here's the result :




This BB Cream also averagely long lasting. About 8-10 hours of applyment and I just need a bit touch up on my T-zone once every four hour. When I tried to remove the make up at day end, it also doesn’t left so-freakin-much-cream-I-had-each-day on the cotton. Supa great!

Pros :
-          Nice and long lasting coverage
-          Not sticky
-          Affordable
-          Light sensation and easily removed
-          Doesn’t plump your pores
-     Already have spf 27

Cons :
-          The product easily ran out of my stock :p

Thanks for reading! :D



Nyoron

Purbasari Matte Lipstick : Amethyst and Crystal

Hello! I'm blogging from Jogja right now.
I'm on vacation  and last night my friend, Ann brought me to Mirota Kampus store, near Gadjah Mada Univeristy. I was aimed to find a new lipstick, especially matte and nude one as my daily basis.

And I really amazed how everything could be very cheap in Jogja! You know, the difference of price in here than Jakarta is about 2-5 thousand rupiahs. A very-very huge saving for me. Ann shows me Purbasari counter to test their lipstick. Actually Purbasari brand is well-known as local famous like Sariayu, Wardah, La Tulipe and etc but I never tried it before.



I bought two shades, Amethyst and Crystal. They come with simple black packaging and I thought the applicator itself a bit tiny for me and made me afraid it would be broke easily. They both have a great matte finish! Super great and looks like import lipstick, I'm not lying!. I chose Crystal shade for my nude looks and Amethyst for special occasion. It costs Rp 31.000 for each. What an affordable price for ultra local quality, rite?

Amethyst (left) - Crystal (right)

indoor lighting using Crystal

outdoor lighting using crystal too!



But unfortunately, i rarely find Purbasari brand in Jakarta. Perhaps, i'll buy some more as my stock in Jakarta later. aaaah I adore Jogja for its convenience. :)

Pros :
+ Super cheap
+ Great matte finish
+ Not sticky
+ A perfect shade of nude I've wanted

Cons :
+ Rarely found in Jakarta
+ The applicator tube is a bit tiny

Thanks for reading!



Nyoron

Senin, 28 September 2015

Beautylabo Natural Blonde and Raspberry Pink

Hello good people!

Today, I went to PIM and watched Inside Out with my friend, Tiyem and his friend Omped. The movie was good! ;) A night before I told Tiyem that I want to color my hair plum but he dare me to color it pink :)) he didn’t know that it is so hard to find a nice shade of pink in drugstore around Jakarta’s mall except I bought it online. So he willing to pay the hair dye if we found it and so be it!

I bought Beautylabo in Raspberry Pink and Natural Blonde color at Watson’s PIM 2. Anyway, it cost only around IDR 65k for two because they had 30% discount and 40% discount only for Natural Blonde shade. A huge savings! So I rushed to color my hair after got home. First, I took the Natural Blonde color to even my roots and hair. The old color already looks dull because the last time I dyed it was on June before my internship at Giordano. I want something fresh.

I bought N9 and R7


What I love from this product is so easy to apply even without comb. The result as you see, looks.......

Natural Blonde (indoor)


result indoor for Raspberry Pink


The Raspberry Pink one more likely a bit burgundy with lovely maroon stains. Super love it! Especially in indoor lighting. 

Pros :
+ Affordable price (i got discount too!)
+ Color looks very nice
+ Cute packaging
+ Easily found 
+ Colorant is very easy to applied
+ Well prepared start up kit <3

Cons :
+ Smells left for 3 days
+ Fades out easily. Around 6 wash


Thanks for reading!


Nyoron

Kamis, 09 Juli 2015

Hasil SBMPTN 2015 untuk saya...

Assalamuallaikum...
ahem tumben emang dah nyapa nya bener. Jadi sekarang itu hari Kamis tanggal 9 Juli 2015.
Ada yang istimewa hari ini? Buat beberapa milyar manusia di belahan bumi mungkin engga kali ya. Siapa elo gitu. Tapi buat para fresh graduate di Indonesia, lulusan 2015 apalagi, hari ini tuh hari yang kayak penentuan nasib. Ya, gitu deh kira-kira.

Jadi, selepas jam 5 tadi pasti uda banyak bertebaran di home line, path, ato ask.fm yang isinya ucapan selamat, kegembiaraan atau sebagainya soal hasil ujian SBMPTN 2015 mereka. Sebagian kecil lainnya cuma bisa mojok atau ngebatin "ya Allah belom rejeki gue ini..." Ada, yang begitu.
Gue salah satunya.

Gue buka web baru bisa jam 7, lagi bukber SD sama anak anak. Gue coba sampe lemes karena servernya down. Alhamdulillah bisa kebuka dari pengumuman di website UGM. Pas gue buka, gue deg-degan. Uda mencoba berpikir positif sebulan terakhir. InsyaAllah bisa ini Sastra Belanda UI

dan ternyata hasilnya adalah.....



tulisan JANGAN PUTUS ASA DAN TETEP SEMANGAT itu engga ngebantu banget huheuhe.
gue mau nangis, tp itu lg bukber, jadi selama bukber engga gue pikirin. trus abis bukber, sampe rumah gue nangis sesengukan. Gue nelpon Yanuar trus gatau mau ngmg apa. cuma nangis aja biar lega.

Detik itu gue ngerasa "yaampun kok gue bodoh banget ya? Ke Malang ga tebus, ISI Jogja engga lolos, Monbukagakusho gagal ditengah jalan pas kirim berkas, ke UI yang belajarnya engap juga gak masuk. Apa segini beratnya cobaan ya? Ditolak berkali-kali"

trus gue liat timeline isinya tmn tmn SMP gue pada keterima. Pada nyelametin, masuk UI jurusan hukum, biologi, farmasi. Ah keren keren lah pokoknya. Hahaha. Selamat dah buat mereka.

The time gue liat itu gagal ke empat kalinya, gue cuma bisa mingkem. Bingung mau begimana lagi. Kuliah tahun ini di swasta? Alhamdulillah uda keterima dengan beasiswa 75%. Sayangnya, belum tentu bisa nganggsur buat 1 tahun pertama kuliah disana. Kalo kerja? Kemana lagi? Ahahahah.

Pas gue nangis, gue masuk kamar trus gue sesenggukan depan bokap. Bokap cuma bilang pesan begini

Tandanya itu takdir, In. Bukan rejeki kamu disitu. Kamu kan udah coba yang penting, jalan hidup kamu masi panjang, masi bisa kuliah swasta kalau ada duit. Semua orang kan nasib nya beda-beda. Udah gapapa

Trus bokap gue molor. gue balik ke kamar, nyokap gue lagi ngoceh-ngoceh mampus-mampusing gue. Auk deh, mau ketawa miris aja susah. Hahaha.

So yah, gue bingung sekarang gimana.

GoedeAvond!


Nyoron

Minggu, 05 Juli 2015

Tentang Hidup...

Hidup itu gak pernah ada habisnya ngasih kita pilihan buat menggoyahkan iman dan keyakinan.
Gue kepengen banget kuliah tahun ini, tapi di satu sisi gue juga pesimis. Gue udah gagal SNMPTN ke UNM, gagal ke ISI Jogja, gagal ngelamar beasiswa Monbukagakusho, dan sekarang lagi harap harap cemas nunggu pengumuman SBMPTN gue ke Sastra Belanda UI.

I dunno. Masuk apa engga gue sih tawakkal ya, apa lagi gue belajar SBM itu mepet dan gak ada basic jadi anak IPS samsek, gue cuma percaya diri di tes logika aja sejujurnya. Karena itu yang bisa gue kuasain bener bener. Tapi, gue berharap, apapun hasilnya, gue bisa terima dengan ikhlas dan jalanin sungguh sungguh.

Gue baru aja selesai nyusun itinerary trip perdana gue ke luar negeri. Kemana? Ke Jepang! Hehehe. Even gue sekarang bukan oh-you-so-called-otaku-or-somewhat gue masih naro Jepang sebagai goal negara yang harus gue kunjungin. hehehe.. Jadi yaaa, gue udah susun aja gue harus turun di bandara mana, naek pesawat apa, mau kemana, pas musim apa, budget berapa juta dll.

it mean, kalo gue ada rencana trip ke Jepang pas 2016, gue bakal kerja mati-matian selama setahun di tempat sekarang.

Hehehe, udah itu aja. Gue berharap apapun jalannya dikasi yang terbaik sama Allah


Nyoron
(semoga) calon maba Sasbel UI 2k15

Sabtu, 20 Juni 2015

Oh Why You Gotta Be So Hair

liat apa mz  mb

Akhirnya gue bisa nge dye rambut abis lulus ahahah! Yak, rambut gue jadi bener bener kering dan makin ngembang (karena aslinya udah ngembang) dan buat sampe di warna ini, gue ngebleach sampe 2x dari warna terakhir gue yang uda blentang blentong. Kalo diperhatiin beberapa part sama end section rambut gue masih lebih gelap karena emang itu susah banget di bleach.

Why I became blonde? Because I want to dye my hair blue and purple. Unfortunately, the coloring process was fail HAHAHA. Btw foto foto gue sama Oche pas gue blonde itu sehari sebelom SBMPTN. Bukannya belajar malah nongkrong.





Lusanya, gue pagi pagi banget udah semangat buat nyampur aduk hair dye yang gue beli. Oya, that time I didn't use Feves. Gue make merk Felice yang justru ternyata bukan hair colorant tapi dia lebih ke color and brassy neutralizer #cry. Ya, cheap experience lead you to hell~ But I'm not gomen..

Gue make 3 Box. 1 box warna biru, 1 lagi violet, satu lagi putih. Ekspetasi gue adalah dengan mencampur colorant biru dengan putih efeknya sama kayak lo nyampur cat warna. Ternyata engga!

Gue mau warna biru muda, close to Miku Hatsune hair but a bit darker. Gue tes dulu sebaris ke beberapa helai rambut sebelum warnanya gue campur putih. Oh ternyata masih terlalu gelap. Dan gue kalap aja masukin 2/3 volume colorant putih ini ke colorant biru.  Kalau yang ungu cuma gue masukin 1/3 dan jadinya pinkish. Yak! setelah keramas gue liat rambut..............JENG JENG JENG gue stres!!

Warnanya turned out jadi abu-abu. Lo tau abu-abu platinum? Nah itu! Ungunya sih jadi, pinkish pinkish gt. Tapi birunya fail total HAHAHA T__T udah gt karena eksperimen sendiri, beberapa hair strands gue masih warna blonde jadi golden blonde. Dan liat kan efek bleaching? rambut gue jadi bercabang, peccah pecah, kusut, susah diatur. Banyak deh, meski uda di treatment, lama lama gak mempan juga.

Dan dua hari lalu gue ngecat lagi jadi warna cokelat.kali ini bagus dan rata karena gue teliti. hahaha.
Cokelat gue yang sekarang ini lebih ke chestnut atau almond color gitu. Sayangnya, karena gue udah keterima kerja, gue harus nge-gelapin lagi cokelatnya karena menurut Supervisor gue ini masih terlalu jreng. Meh, padahal bagus.

Nyesel ga? Engga! Wkwkwk cuma gue sedih rambut gue jd kering banget, tapi lama lama mikir yaudahlah ya rambut nanti juga tumbuh lagi.

Trus gue mau motong rambut se leher buat nanti kerja biar engga gerah.




Segitu duliu deh......

babay


Nyoron