Another night of me thinking about you again, A. May this universe
gives me break just a moment, more than a hour to live up my life being so
careless of demons inside my head?
Well, honestly, tonight I’m the one who allowed myself to re-open my
Pandora box about you, A. I thought I was throwing off the key and got it lost
somewhere. But, unfortunately I always get the duplicate somewhere. Meanwhile
my laptop play Use Somebody by Kings of Leon. One of million triggers which
brings back my memory about you, the lucky bastard. I remember you sang this
before we went for our first date. That time, I could easily enjoyed the song.
But tonight, I can barely understand the lyrics. Every words shout out from
Caleb Followill throat, strikes my sanity.
Aku melihat satu-satunya foto kita yang tersisa di laptopku setelah
sebelumnya semua foto tentangmu aku hapus. Aku bersandar di dada mu, kita
sama-sama tersenyum lebar. Senyum lebar pertamamu bersamaku, senyum terakhir
pula yang terekam lensa kamera. Dengan latar suara bariton Caleb, dimana lirik
‘You know that I could use somebody’
bergema di kuping juga kepala ini, aku berpikir : Apakah disaat itu kamu juga
sedang menafikan orang lain untuk membiarkan egomu tetap menyala?
Apakah setiap hal yang kita lakukan dulu hanyalah adaptasi off screen dari lagu Use Somebody? Hanya
untuk membuktikan bahwa kamu adalah laki-laki yang pantas dikejar? Apakah kamu
berpikir seperti yang sedang aku lakukan sekarang? Wasting time and being
careless with a guy just to state myself that I’m wanted. Padahal, setan dalam
kepalaku terus berteriak “What are you
actually doing?”
I don’t know. How I name it? Fooling around?
How you name it?
Atau ketika lirik ‘I hope
that’s gonna make you notice. Someone like me’ menamparku. Apakah yang aku
lakukan dulu telah membuatmu sadar akan kehadiranku? Should I tell you how to
value a presence is by absence of someone or thing you’re used to had? Atau
haruskah aku yang menampar diriku sendiri karena terlalu lama membuang waktu
hanya untuk mematikan akal sehat dan logika bahwa sebenarnya kita sudah tamat?
Bahwa aku sudah tidak perlu lagi berusaha membuatmu notice of my presence.
Aku sudah berubah. Aku sudah bukan lagi wanita yang kamu kenal dulu
atau pula yang orang lain pernah kenali. Cara pandangku tentang sebuah hubungan
sudah jungkir balik sejak tiga bulan lalu. Keseriusan terlalu mudah dihanguskan
dan kepercayaan terlalu sulit dikembalikan. I could be so careless, and forget
easily. Tapi bagaimana bisa aku melupakannya bila untuk memaafkan saja rasanya
setengah mati. Memaafkan diriku dan kebodohanku. Sepertinya aku hanya
meninggalkan mereka, bukan memaafkannya. Lalu, aku membentuk diriku yang baru
yang aku harap lebih kuat daripada hari kemarin.
Sampai akhirnya aku menunggu, A, menunggu suara Caleb Followill ini berhenti
bergema dan hanya terisi percakapan antara aku, dan orang yang suatu saat aku
izinkan kembali tinggal di dalam sini, di hatiku.
Luv,
Nyoron
Tidak ada komentar:
Posting Komentar